#curhat

Beneran! ini sebenarnya kesalahan saya jadi ibu yang suka baperan, apa-apa yang diomongi orang sering ditelan, dipikirin, dan dibawa perasaan.  Ujung-ujungnya saya kebawa sedih dan galau. Kalau saya yang diomongi biasanya saya mah cuek-cuek aja, tapi kalau sudah mengenai Ubay (anak saya) kok rasanya ada yang nyangkut di hati, serasa disindir tapi mengatasnamakan ubay.

Sebenarnya sih saya sudah melewati hal-hal semacam ini sejak dari mulai menikah hingga melahirkan Ubay. Mulai dari pertanyaan kenapa nggak lahiran normal, terus waktu Ubay belum juga berjalan di saat anak sesusianya mulai berjalan, dan juga kenapa ubay makannya dikit hingga kenapa Ubay belum berbicara dengan jelas. Pertanyaan seperti itu biasanya saya artikan sebagai sindiran akan saya yang tidak bisa menstimulasi anak agar pertumbuhan dan perkembangannya normal.

Saya tersinggung? Nggak, saya cuma tidak suka jika kalimat yang disampaikan seolah menyalahkan ubay. Beda cerita kalau pertanyaan itu langsung ditujukan ke saya! “Kamu ini jangan malas ngajak anak ngomong, atau kamu itu harus kasih makan bergizi biar anaknya sehat!”

Biasanya sih saya paling jarang curhat soal beginian di media sosial. Tapi belum lama ini saya uploud foto ubay beserta kegusaran saya.

Komentarnya pun beragam ya, ada yang pernah ngalami hal yang sama,  yang menguatkan hingga penasaran apa sebenarnya terjadi dengan saya dan ubay.

Intinya sih cuma saya aja yang baperan. Pengaruhnya besar ke Ubay kalau emosi saya nggak stabil. Ubay mulai rewel nggak jelas. Semua jadi salah. Saya pernah ngalami juga waktu menyusui Ubay, kalau saya suka emosian, pastilah ubay sering nangis dan nggak tenang.

Saya dinasehati sama teman untuk nggak terlalu ambil pusing sama omongan orang. toh tiap anak perkembangannya beda-beda nggak bisa disamain karena anak bukan robot yang bisa kita stel ini itu. Kalau kita nya ngeluh beda tipis sama nggak bersyukur dengan keadaan anak kita. Padahal banyak orang yang pengen punya anak. Sekalipun ada kurang di sana sini, ya banyakin sabar. Bagaimanapun kita Allah anugrahi nggak mungkin tanpa alasan, anak pun nggak mungkin semuanya kurang. paling nggak kehadirannya bikin hidup kita lebih bahagia, lebih berwarna!

Well, saya memang suka baperan. Sekarang sedang menata hati untuk tenang dan mendidik Ubay tanpa harus terlalu pusing dengan omongan orang. Didengarkan untuk instrokpesi agar lebih baik.
Saya harus banyak-banyak bersyukur, dan melihat sesuatu bukan dari sisi negatifnya, tapi dari sisi positidnya.

Walaupun dalam hal bicara Ubay belum lancar seperti anak usianya, banyak kepandaian Ubay yang membuat saya bersyukur. Ia tumbuh dengan kepribadian yang mandiri, suka bantu Ummi. Seperti mengelap lantai yang basah, mengambil sapu untuk merapikan mainannya, memunguti sampah dengan di halaman, memindahkan kue yang sudah saya hias ke etalase hingga membantu membilas dan melipat pakaian. Duh jadi malu kalau ingat saya baperan karena hal-hal sepele.

Pernah nggak bunda mengalami hal yang sama?
Jika iya, yuk kita tenangkan hati!
Lihat dalam-dalam mata anak kita! Peluk dia!
alu Pantaskah kita untuk bersedih???

Share this post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *