Haii semua,,
Alhamdulillah hari ini akhirnya
bisa posting tentang ageda Klub Buku kami KECIBU. Nah di period ke #3 Arisan
Buku Gagas Media & Bukune, Alhamdulillah Kecibu dapat jatah arisan yaitu
bukunya Kak Winna Effendi yang Remember When yang sekarang udah berada di
tangan masing-masing anggota. Di periode #1, Kita juga dikirimi buku My Cup Of
Tea by Nia Nurdiansyah, resensinya udah nongol di blog saya ,
dan di periode #2 dapat bukunya winna Effendi yang judulnya “Ai”, walaupun
bukunya datang setelah buku periode #2 nggak apa2 agak telat hehehe…
Setelah bukunya dikirim sama
Gagas awal april saya langsung kontak teman-teman untuk bikin acara kumpul
bareng sambil diskusi buku. Karena ketiga anggota lainnya memang pada lagi
sibuk kuliah dan kerja, memang susah banget buat nentuin hari ketemuan
hehhehe…  
Hingga akhirnya saya mutusin
untuk ngumpul hari Jumat tanggal 25 April 2014 di tongkrongan favorite saya.
Hahaha.. yaitu di Radio Jazirah Fm Universitas Muhammadiyah Bengkulu, sambil
ngadem juga 😀 Alhamdulillah Ade, yang memang kuliah di UMB bisa hadir, walau
intan dan Vita nggak bisa hadir. Tapi saya tetap diskusi sama Intan dan vita
via online dan meminta mereka kasih testimony untuk buku yang dah di baca. 
Awalnya saya kira pasti nggak asyik
banget kalo saya dan Ade cuma berdua ngobrol bareng buku 😀 Tapi ternyata ada
beberapa crew Radio Jazirah tertarik dan ikutan diskusi bareng kami, sambil
mereka juga nanyain soal klub buku ini. Nggak nyangka aja semuanya interest mau
gabungan dan minta diajak kalo ada agenda diskusi atau arisan buku buku
berikutnya. Tentu saja saya seneng karena diskusi kami hari itu jadi rame. ^_^ 

***
Pembaca setia novel terbitan
Gagas Media pasti udah nggak asing sama namanya Winna Effendi. Banyak yang
bilang gaya ceritanya yang mengalir membuat banyak orang selalu suka
tulisannya. Jujur saya dulunya nggak terlalu respect sama novel dengan tema
cinta apalagi yang ala-ala remaja. Hehe… Tapi adik saya yang dulunya pernah
kerja di Gramedia selalu bawa pulang novel-novel romance. Saya orangnya mah
nggak tahan kalo lihat buku nganggur. Mau buku anak-anak atau buku remaja tetap
saya baca walau kadang gx sesuai sama saya 😀
Perkenalan dengan karya nya kak
winna diawali dengan Refrain, Ai hingga kini Remember When.  Berbeda dengan novel romance kebanyakan, kalo
karyanya kak Winna selalu cepat saya lahap. Cerita yang sederhana namun dikemas
secara menarik dan renyah. Bikin kita pengen baca terus sampe abis. Padahal
saya sering tersendat ditengah karena bosan membaca novel cinta. Tapi nggak
untuk karyanya.
Secara khusus saat pertemuan
#Arisan buku, kami diskusi soal buku Remember When. Tema cinta dan persahabatan
serta lika liku yang mengiringinya jadi focus buku ini. Adrian-Gia-Freya-Moses,
kisah persahabatan mereka sangat manis, apalagi dengan jadiannya Adrian dan
Gia, serta Freya dan Moses. Mereka merasa bahwa mereka adalah dua pasang yang
sangat bahagia. Adrian dan Gia dengan gaya pacarannya yang bikin banyak orang
iri karena selalu mesra. Lalu Freya dan Moses, pasangan yang sama-sama pintar
namun tidak suka mengumbar kemeseraan, tak lebih dari jalan-jalan dan membahas
pelajaran bersama. 
Kisah yang awalnya sangat manis
di tengah cerita jadi bikin kita deg-degan, karena entah kenapa perasan
diantara mereka berempat jadi berubah. Persahabatan mulai renggang karena ada
cinta segitiga. Hingga akhirnya memang harus ada yang mengalah. Gia dan Moses
mengorbankan perasaannya demi kebahagiaan Adrian dan Freya. Walau itu begitu
terlambat. 
Quote yang paling saya suka
apapun yang kau katakan, bagaimanapun kau menolaknya, cinta akan tetap berada
disana, menunggumu mengakui keberasaannya
.” So sweet banget kan.
Secara keseluruhan saya tidak
menemukan kelemahan dari cerita ini, hehee. Karena memang udah keren banget.
*seperti novel gagas media biasan 
😀 hehee.

ya. Namun, saya merindukan novel romance
inspiratif yang focus ceritanya gx melulu cinta. Namun lebih kepada membangun
impian. Seperti Novel Rhapsody nya Mahir Prdana

Oh ya, saya juga Tanya pendapat
satu persatu dari teman-teman klub buku.
Ade
“Novel nya bagus mba,
sampai-sampai  buku ini belum selesai
saya baca udah di serbu sama teman-teman satu kos yang penasaran sama
ceritanya. Yang paling saya suka adalah kisah persahabatan dan cintanya yang
bikin ingat masa SMA. Walaupun saya nggak punya kisah cinta yang sama namun
persahabatan yang kental itu pernah saya rasakan, bahkan bertahan hingga ke
bangku kuliah. Pokeke, masa sma memang unforgettable deh. Terus bagian yang
agak menyedihkan dari cerita ini, adalah Gia yang terlalu mencintai Adrian
sampe-sampe rela menyerahkan “segalanya”. Harusnya kan cinta gx harus gitu
banget. ^_^ tapi itu jadi pelajaran deh buat saya pribadi, kalau cinta harusnya
menjaga, mengerti dan memahami. Hingga cinta akan dipertemukan pada saat yang
tepat.
Intan

Girang. Perasaan itu yang
langsung menyeruak hadir ketika saya mengetahui bahwa grup buku kami, Kecibu,
memenangkan arisan buku kali ini. Lebih girang lagi, karena kami kebagian jatah
novel menghanyutkan karya kak Winna Efendi, Remember When.

 Aih, saya selalu jatuh cinta pada setiap
karya-karya kak Winna, sebut saja Refrain, Truth or Dare & Melbourne.
Semuanya mampu membuat saya termehek-mehek dalam perasaan riang, juga gersang.
Seakan turut merasa apa yang
dirasa oleh para tokoh utama. Remember When, boleh dibilang adalah karya awal
kak Winna *yang malah baru saya baca*. Khas kak Winna, ide ceritanya tak
jauh-jauh dari cerita cinta, persahabatan serta campur aduk perasaan. Simple.
Namun ketika jemari-jemari kak Winna yang mengolahnya, cerita sederhana itu mampu
bertransformasi menjadi cerita yang ‘wah’. Baiklah, saya ngaku, pasangan maut :
Moses-Freya, Adrian-Gia, sukses membuat saya dalam sekejap punya idola baru,
yakni mereka. Saya hanyut dalam alur cerita yang disajikan, mengagumi cara
pacaran ala Moses-Freya, sekaligus terpesona dalam keromantisan cinta ala
Adrian-Gia. Pasangan yang satu adalah dewa-dewi sekolah, satunya lagi adalah
pasangan popular yang menyedot banyak perhatian siswa-siswi lain. Aih, mereka
keren!
 Ungg, tapi ketika sampai di tengah cerita
hingga ending, saya turut berduka-cita dengan cerita yang kak Winna tawarkan.
Semuanya mendadak keruh dan menguras hati. Ternyata, apa-apa yang begitu
terlihat cocok dan sempurna dari sisi luar, belum tentu sama jika dipandang
dari dalam. Arrrrgggghhh.. jujur, bete sama endingnya yang terkesan maksa plus
terburu-buru. Pengen nyodorin tisu deh buat Gia & Moses. Duh, puk puk pukk
.. 
Apapun itu, bagaimanapun endingnya, saya ngaku deh kalo udah jatuh cinta
sama Remember When. 4 dari 5 bintang untuk kak Winna atas novel satu ini :))

***
Oke makasih buat teman-teman yang
udah sempatin datang dan kasih testimoninya soal bukunya Kak Winna. Untuk buku
yang dikirim selanjutnya kita gantian aja ya bacanya hehee…
Semoga makin semangat baca buku
^_^
Share this post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *