Mempunyai anak adalah salah satu anugrah terindah dalam hidup kita. Sebuah hadiah yang berharga, tak ternilai bahkan tak terganti dengan apapun. Walau hidup susah, tawa anak-anak menjadi penyemangat untuk semakin kiat bekerja, tawa mereka juga yang menjadi pengobat lelah dan kesedihan.
Kelahiran kedua anak saya, Ubay dan Ghazy termasuk cukup dramatis. Masih jelas dalam ingatan bagaimana perjuangan melahirkan keduanya. Kelahiran Ubay yang butuh waktu 2 hari 2 malam, hingga harus dioperasi, juga kelahiran Ghazy yang tidak didampingi oleh Abahnya lalu harus diinkubasi karena membiru akibat gangguan nafas.
Perjuangan melalui rentetan kesedihan itu menguatkan saya, meyakinkan saya bahwa hal-hal kecil tentang anak membuat saya begitu rapuh. Kini, setiap kali mereka membuat saya lelah dan marah saya kembali mengingat-ingat proses kelahiran mereka dulu. Benarlah, kemarahan akan reda setelah istigfar dan menatap wajah mereka dalam-dalam. Saya tidak boleh menyia-nyiakan mereka apalagi mengisi masa kecil mereka dengan kemarahan dan kekesalan, karena kehadiran anak-anak selalu saya tunggu-tunggu, begitu berharga jika harus diganti dengan amarah saya.
Sakit yang dialami Ghazy saat lahir juga menjadi pengingat saya dan suami untuk lebih dekat dengan Allah. Sungguh saat itu memang sudah pasrah karena kondisi Ghazy yang kritis, apalagi dokter tidak bisa memastikan apapun karena minimnya alat dan harus menunggu alat bayi lainnya dilepas. Kami memang tidak bisa memaksa pihak rumah sakit karena berpuluh bayi pun sama kritisnya. Hanya doa kepada Allah lah yang membuat tenang. Syukurlah walau CPAP baru dipasang keesokan harinya, Ghazy bisa bertahan dan alhamdulillah kini sehat dan ceria.
Sepulangnya dari rumah sakit, Ghazy pun harus dirawat ekstra. Tidak bisa kedinginan, tidak bisa kena debu, tidak boleh dibiarkan menangis terlalu lama karena ia akan sesak dan kontraksi dadanya begitu dalam. Di bulan kedua berat Ghazy yang awalnya berkurang perlahan mulai menunjukkan kenaikan. Kulitnya sudah tidak keriput lagi dan tangisnya mulai kencang. Alhamdulillah, saya bersyukur sekali Allah masih izinkan saya merawat dan mendampingi Ghazy.
Karena sakit saat lahir Ghazy baru mulai diimunisasi di umur 3 bulan. Alhamdulillah dia nggak terlalu lama nangisnya saat diimunisasi. Soalnya saya cemas kalo dia nangis kencang dadanya sering sesak gitu. Kemarin sudah imunisasi BCG dan DTP.
Walaupun ada yang pro kontra mengenai imunisasi, setelah banyak membaca referensi dan bertanya saya memilih untuk memberikan vaksinasi untuk Ubay dan Ghazy. Alasannya selain untuk mencegah penyakit menular, dan menjaga kesehatan tubuhnya, imunasi juga penting agar anak kita tidak berpotensi menularkan penyakit terhadap anak lain yang tidak bisa diimunisasi karena kondisi tertentu.
Ubay sendiri alhamdulillah telah lengkap imunisasinya, tapi tetap selalu saya bawa ke posyandu untuk memantau perkembangan dan pertumbuhannya. Kadang di posyandu juga diberi vitamin A dan obat cacing untuk anak-anak.
Hmm.. harapan saya semoga Ubay dan Ghazy bisa tumbuh jadi anak yang soleh, sehat dan ceria.