guru adalah sosok teladan untuk digugu dan ditiru
bukan hanya sosok yang hanya bisa menyuruh
guru adalah sosok motivator untuk anak didiknya
bukan sosok yang hanya bisa menilai dengan angka

credit

Beberapa tahun menjadi seorang guru, memberikan satu kesan bagi saya pribadi bahwa menjadi seorang guru bukanlah perkara yang mudah. Tidak semudah pekerjaan lain yang pernah saya geluti. Guru tidak sekedar menyampaikan pelajaran di depan kelas, memberikan tugas lantas menilai kemampuan anak dengan deretan angka di lembar penilian. Namun menjadi seorang guru berarti memikul sebuah amanah besar akan perkembangan peserta didik, baik kemampuan akademik maupun sikapnya.

Saya jelas masih ingat bagaimana kecewanya saya dengan beberapa oknum guru saat saya masih duduk dibangku sekolah. Tidak perlu disebutkan tepatnya dimana, saya mendapati seorang guru yang begitu dikagumi oleh banyak orang karena “mengaku” dirinya membuat bukunya sendiri dan dibagikan pada siswa. Saya yang saat itu meragukan kebenaran bahwa sang guru membuat buku itu akhirnya mencari tahu di internet. Begitu terpukulnya saya saat tahu bahwa buku itu ternyata karangan orang lain dan sang guru mengganti nama pengarangnya dengan namanya sendiri.

Kekecewaan lainnya saat saya mendapati sesama rekan guru yang sedang melanjutkan studi nya meminta saya untuk mengerjakan tugas akhirnya. Tidak ingin dia kecewa saya menawarkan bantuan untuk mengedit saja, namun sang guru ingin saya mengerjakan dari awal sampai akhir dengan bayaran sekian juta.

Kejadian yang saya sebutkan diatas hanya beberapa masalah dari bobroknya pendidikan di Indonesia. Bukan merasa paling baik dan paling benar, namun selogan guru yang digugu dan ditiru rasanya sudah hampir luntur seiring dengan zaman yang semakin canggih. Begitu mudahnya akses dengan teknologi kiranya bisa menjadikan guru semakin kreatif dan inovatif dalam mengembangkan potensi diri, bukannya semakin bodoh dan malas.

Namun kita tak perlu berkecil hati. Saya sepenuhnya yakin banyak sosok guru “sebenarnya” yang tersebar di seluruh Indonesia. Banyak juga guru yang berhasil mendidik anak-anaknya dengan baik dan menghasilkan generasi penerus yang baik pula.

***

Diantara banyak hal yang bisa menunjang guru dalam mengajar, salah satu yang begitu penting adalah menulis. Memang jika kita memandang dengan sempit kegiatan menulis ini yang terbayang adalah kegiatan yang membosankan. Namun seorang guru yang kreatif pasti akan mampu membawa kegiatan menulis menjadi sebuah media pembelajaran yang menyenangkan dan bermanfaat. Berikut beberapa hal mengapa begitu pentingnya guru menulis:


Menjadi Guru Sebenarnya
Guru sebenarnya dituntut untuk bisa menulis, bukan copy paste karya orang lain. Jika dirunut bagaimana guru bisa tiba di depan kelas dan mengajar, ia harus membuat program tahunan, program semester, silabus, rpp, media pembelajaran hingga melakukan penilaian,  kesemuanya membutuhkan kemampuan menulis yang baik. Jika guru tidak bisa menulis walhasil semua perangkat mengajar itu akan berlabuh dengan cara copy paste di internet atau mencontek punya rekan sesama guru. Sungguh sebuah ironi yang begitu menyedihkan jika melihat tugas guru yang begitu besar dalam mendidik anak bangsa.

Berprestasi
Dengan menulis, bukan hanya perangkat pembelajaran saja yang terogranisir dengan baik. Guru ternyata juga bisa berprestasi dengan menulis. Prestasi tentu bukan sekedar dengan naiknya jabatan tapi juga memenangkan banyak penghargaan yang biasanya mensyaratkan seorang guru untuk membuat suatu penelitian atau karya ilmiah yang tentunya membutuhkan kemampuan menulis. Begitu banyaknya lomba antar guru bisa dijadikan lecutan untuk guru menulis lebih baik. Semakin banyak berkompetisi, guru akan semakin banyak belajar dan membaca 🙂 Selain itu guru pun bisa berprestasi dengan menulis buku bahan ajar yang berhubungan dengan keahliannya.

Menjadi Guru Kreatif, Muridpun Senang
Murid juga manusia 😀 Pasti ada rasa jenuh yang dihinggapi jika guru yang mengajar dikelas tidak kreatif, memberikan materi sebatas hanya dari buku dan terkesan hanya bisa menyuruh saja. Contoh saja jika guru Bahasa Indonesia mengajarkan tentang membuat cerpen, Ia akan menugaskan anak-anak untuk membuat cerpen tanpa memberi contoh cerpen yang ditulisnya. Akan lebih bijak, jika seorang guru menunjukkan hasil karyanya, lebih-lebih jika karya itu ada di media, pastilah akan timbul semangat dari murid untuk menjadi seperti gurunya 🙂 Semangat positif akan bangkit, dan kegiatan yang tidak bermanfaat yang biasanya sering menjangkit pada siswa akan hilang dengan sendirinya.

***

Yang saya tuliskan diatas sepertinya hanya sedikit dari begitu pentingnya guru menulis. Namun yang mesti disadari bahwa menulis tidak akan membuat para guru rugi. Saya telah merasakannya sendiiri. Kepercayaan diri timbul dengan sendirinya saat mengajar karena telah mempersiapkan perangkat pembelajaran sendiri dengan baik. Banyak lomba antar guru yang dimenangkan sehingga bisa membanggakan murid dan sekolah. Hingga kedekatan dengan murid yang terjalin dengan baik.

Share this post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *