Semasa kuliah saya dan tim pernah mencoba untuk memulai bisnis Design Printing termasuk untuk produksi kaos saat diberi dana hibah oleh DIKTI, namun karena kurangnya pengalaman dan keseriusan, usaha kami akhirnya diputuskan ditutup dan saya memilih untuk buka usaha photo copy dan ATK.
credit |
Jika melihat beberapa tahun belakangan bisnis konveksi semakin berkembang saya menyesal kenapa menutup usaha hehee…. Namun sekarang, walaupun banyak pebisnis yang akhirnya gulung tikar, namun banyak pula yang bertumbuh dan melakukan inovasi untuk menarik minat konsumen. Hal ini didukung dengan mulai menjamurnya outlet, distro, dan factory outlet. Biasanya owner distro bekerja sama dengan pihak konveksi atau memilih untuk membuka konveksi sendiri. Selain itu, usaha konveksi bisa dikatakan nggak ada matinya karena mulai bertambahnya jumlah penduduk, banyak organisasi, event bahkan kampanye yang membuat permintaan produksi konveksi semakin meningkat.
Menjalankan usaha konveksi di daerah termasuk di Bengkulu bukan tanpa kendala. Kendala terbesar yang mungkin dirasakan adalah tekanan dari produk konveksi internasional yang kadang membanjiri pasar Indonesia. Masyarakat lebih tergiur untuk menggunakan produk impor dibanding menggunakan produk buatan Indonesia. Faktor lain seperti kurangnya kualitas, promosi, ataupun kesadaran masyarakat untuk mencintai produk dalam negeri seolah melemahkan bisnis konveksi Daerah.
Lalu apakah kita harus mundur dan berkecil hati?
Tentu saja tidak. Beberapa kendala dalam usaha konveksi di daerah harusnya menjadi lecutuan untuk semakin lebih baik. Banyak juga bisnis lokal di Jakarta, Bandung, Surabaya dan Semarang yang sudah bisa bersaing. Sebut saja Kota Bandung yang kaya akan industri kreatif termasuk usaha konveksinya. konveksi bak primadona dalam industri kreatif di sana. perkembangan yang cepat dan munculnya banyak konveksi yang inovatif membuat Bandung menjadi barometer industri konveksi. Teh Syifa, teman satu tim saya saat menjadi relawan gempa di Padang merupakan contoh sosok anak muda Bandung yang kreatif. Dia membuka usaha konveksi dan menciptakan brand Grayscale yang diminati muslimah se-Indonesia, bahkan produknya dikenakan oleh Asma Nadia penulis Assalammualaikum Beijing. ^_^
Well, ini membuktikan bahwa bisnis lokal pun mampu bersaing ditengah maraknya produk impor di era global seperti sekarang ini.
Bagaimana dengan Bengkulu
Bengkulu sebenarnya punya potensi dalam usaha konveksi. Banyak usaha konveksi lokal yang sudah lama memenuhi kebutuhan masyarakat Bengkulu. Namun kelemahannya dimasalah harga yang terbilang cukup mahal untuk ukuran kantong menengah ke bawah. Akibatnya banyak masyarakat (khususnya mahasiswa) memilih memesan ke luar Bengkulu untuk mendapatkan harga yang murah dengan kualitas yang cukup bagus.
Saya pun saat masih aktif di organisasi semasa kuliah lebih memilih memesan kaos ke Bandung, atau Jakarta untuk mendapatkan hasil yang oke punya, proses yang cepat dan harga terjangkau.
Memesan kaos pun tidak boleh sembarangan. Banyak usaha yang kadang fiktif dan ingin menipu konsumen yang melihat iklannya di sosial media.
credit |
Berikut tips memesan kaos agar sesuai dengan keinginan!
1. Pastikan Bahan dan Model Kaos
Kita harus memilih bahan kaos dan model yang kita inginkan. Jenis bahan kaos biasanya katun combad, katun carded, TC, hyget, atau PE. Masing-masing bahan punya kualitas dan harga yang berbeda pula.
2. Ukuran Kaos Harus Tepat
Akan sangat tidak nyaman jika kita salah memilih ukuran. Pilihlah ukuran yang sesuai jika memesan online, atau memilih langsung datang ke penjahit untuk diukur sesuai dengan ukuran tubuh kita.
3. Design
Pastikan design kaos kita mau dibordir atau disablon atau kombinasi. Kadang usaha konveksi online juga membolehkan calon pembeli untuk membuat design kaos nya sendiri agar sesuai dengan keinginan. Seperti usaha konveksi Semarang Muslimax Clothing dimana kita bisa pesan sesuai design kita sendiri.
Terakhir saya berharap usaha konveksi di Indonesia terutama yang ada di daerah-daerah semakin berkembang pesat dan bisa bersaing di era global seperti sekarang ini. Teman-teman bagaimana, ada yang tertarik untuk mencoba peruntungan di usaha konveksi?