Pasca wafatnya Rasulullah SAW dan umat Islam dipimpin oleh khalifah, banyak terjadi perpecahan antar umat. Jika dahulu ada Rasul sebagai tempat bertanya dan meminta pertimbangan, sekarang kita hanya bisa berpedoman atas apa yang diajarkan Rasulullah SAW. Disinilah peranan Al-Quran sebagai wahyu yang diturunkan Allah kepada Rasulullah SAW untuk menjadi pedoman hidup bagi umat manusia.
Awalnya belum ada Al-Quran yang dituliskan dalam satu mushaf penuh. Barulah pada masa khalifah Ustman bin Affan Al-Quran ditulis dalam satu mushaf sebagai salah satu cara pemersatu umat dan solusi atas konflik yang terjadi diantara umat Islam pada saat itu. Lalu tersebarlah Al-Quran hingga ke generasi saat ini termasuk di Indonesia dengan isi yang seluruhnya sama dengan Al-Quran di seluruh dunia, karena Al-Quran merupakan kitab yang dijanjikan akan dipelihara oleh Allah SWT seperti yang tertuang dalam firman Allah :
“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur’an dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (QS. Al-Hijr:9)
Di Indonesia sendiri, pada lima tahun terakhir juga dipenuhi dengan Penerbitan Al-Quran dengan berbagai variasi tanpa mengubah, mengurangi, atau menambah ayat Al-Quran itu sendiri. Jika dulu mushaf Al-Quran kebanyakan tanpa terjemahan, sekarang masyarakat sudah dimudahkan dengan adanya terjemahan Bahasa Indonesia. Bahkan beberapa Al-Quran dilengkapi dengan asbabul nuzul, tajwid dan terjemahan per kata lengkap dengan variasi warna yang menarik.
Sebenarnya kebutuhan akan variasi jenis Al-Quran tergantung pada pribadi masing-masing. Saya sendiri tidak muluk-muluk, cukup Al-Quran dengan tulisan yang jelas dibaca dengan terjemahannya. Untuk pengetahuan lain soal tajwid, tasfir dan asbabul nuzul saya lebih suka membacanya lewat buku tersendiri. Sejak dari tahun 2012, saya masih lengket sama salah satu Al-Quran produksi Syaamil Quran, yaitu Al Qur’anulkarim Special for Woman.
Awal ketertarikan saya karena Al-Quran ini didesain khusus wanita dengan desain yang cantik. Ayat-ayat untuk wanita diberi warna pink sehingga memudahkan saya untuk mempelajarinya.
Dilengkapi juga dengan indeks tentang keluarga dan kisah-kisah wanita yang diabadikan Allah dalam Al-Quran.
indeks keluarga |
wanita-wanita dalam Al-Quran |
Bagi saya Al-Quran Special for Woman ini sudah cukup. Namun tentu, lain saya lain pula orang lain. Secara umum umat Muslim di Indonesia rasanya juga lebih suka Al-Quran yang simple dan praktis untuk dibawa kemana-mana. Bagi penyuka gadget tentu akan memilih sejenis Syaamil Note atau tabz. Yang ingin praktis pasti bawanya Al-Quran pocket, kalau orang tua yang matanya kurang terang tentu memilih Al-Quran yang lebih besar huruf-hurufnya. Untuk anak-anak sudah tersedia My-first Al-Quran yang dilengkapi dengan e-pen. Bahkan yang jadi berita bahagia sudah ada Al-Quran Braille yang bisa membantu saudara-saudara kita yang tunanetra. Rasanya kebutuhan muslim Indonesia sudah terpenuhi dengan kekreatifan Penerbit Al-Quran di Indonesia.
Lalu, Al-Qur’an apa sih yang belum pernah ada di Indonesia? Saya juga kurang pengetahuan soal ini hehehe… Karena di era modern kayak sekarang semua sudah ada. Bahkan Al-Quran yang tak pernah kita bayangkan sebelumnya, saat acara Hafidz Indonesia 2014 saya liat liputan saat finalis berkunjung ke syaamil, Al-Quran dicetak khusus dengan foto mereka di depannya. (sayang saya nggak nemu foto Qurannya :D)
mungkin yaaa… *mohon maaf kalo salah 😀 ada Alquran ukuran mini yang belum ada di Indonesia yang Berukuran 2.4 cm x1.9cm
sumber: google |
kecil banget kan yah, gimana mau bacanya coba 😀 harus pake kaca pembesar. Dan mungkin semakin berkembangnya zaman, nggak menutup kemungkinan, inovasi Al-Quran akan semakin berkembang. Mungkin saja akan ada Al-Quran dengan model kacamata pintar yang bisa diakses dengan hanya menggunakan kacamata 😀 kayak proyek kacamata terminatornya mbah google..
wallahualam bissawab. Namun bagaimanapun perkembangan percetakan dan penerbitan Al-Quran semoga saja kesemuanya membuat kita semakin semangat untuk membaca Al-Quran, Memahaminya dan mengamalkannya. Melecut kita untuk semakin dekat kepada Sang Pencipta, bukannya membuat kita semakin lalai dan terlena dengan kecanggihan yang ada. karena sejatinya yang kita butuhkan adalah isi al-Quran dan manfaatnya untuk pedoman hidup agar tiba di Jannah dengan selamat, bukan bentuk apalagi kemewahannya.