Buku bisa jadi barang kesayangan bagi para pencintanya. Seseorang yang “gila” akan buku akan mengenyampingkan kebutuhan lain demi membeli buku yang diincarnya. Saya teringat salah seorang teman, Bang Hardi namanya, banyak orang juga menyebutnya perpustakaan berjalan. Begitu cintanya dengan buku ia bisa memesan kemana-mana untuk mencari buku yang tidak ada di kota kami, Bengkulu. Bahkan ia menghubungi setiap teman didaerah lain untuk mencarikan buku-buku tersebut. Uniknya, bukunya yang berlimpah tidak untuk dipinjamkan 😀 karena tidak ingin kehilangan buku yang sering tidak dikembalikan. Jadi kalau saya mau pinjam bukunya, hanya boleh baca dirumahnya saja, nggak boleh dibawa kemana-mana.
Jika dilihat dari buku-buku yang ia miliki, saya pribadi ancung jempol dengan kemahirannya memilih buku “kualitas yang baik”. Kualitas nggak melulu soal bahan kertas buku, namun “isi” yang berkualitas sesuai dengan “judulnya”. Setelah banyak berbincang ada beberapa hal yang sebenarnya jadi pertimbangan ketika ingin membeli buku.
1. Genre Buku. Mau beli buku pasti punya tujuan, butuhnya buku genre apa? seleranya buku apa? jadi ini akan mempermudah kita ketika udah datang ke toko buku. Jadi nggak kecapek-an buat keliling-keliling 😀
2. Anti Buku Bajakan. Walaupun buku bajakan lebih murah dari buku aslinya, tapi beli buku bajakan nggak mencerminkan pecinta buku sejati *helahhh 😀 masa ia penulis udah susah nulis dengan mempertahankan anti-plagiarism eh malah pembacanya beli yang bajakan. Buku bajakan juga mudah dikenali kok, kalo belinya di toko-toko buku besar keknya nggak ada buku bajakan, tapi kalo di emperan toko, stasiun kadang bisa ketipu juga.
3. Isi Buku. Ini yang jadi sangat penting menurut saya ketika ingin beli buku. Memang ketika membeli kita nggak bakal bisa tahu isi keseluruhan buku. Tapi saran saya, mendingan baca review buku itu dulu sebelum beli biar nggak nyesel kemudian. Untuk tahu buku itu tentang apa kita bisa juga gabung ke klub buku yang sering merekomendasikan buku-buku bagus, baca reviewnya blogger buku, atau ikutin info dari penerbit.
Kehati-hatian kita dalam memilih buku sebenarnya bukan tanpa alasan. Maraknya buku bajakan, buku dengan kualitas isi yang mengecewakan, buku yang tanpa izin penerbitan jadi masalah dalam dunia penerbitan buku di Indonesia. Masalahnya cukup kompleks sehingga untuk menyelesaikannya perlu peran banyak pihak.
IKAPI, sebagai organisasi yang membawahi penerbitan mungkin perlu berbenah dan menengok secara menyeluruh permasalahan yang ada pada penerbitan. Seperti yang sudah saya singgung di posting sebelumnya, kurangnya pengawasan terhadap penerbitan kadang membuat penerbit seolah jalan sendiri tanpa didampingi.
Penerbit Buku, sebagai wadah penulis menggantungkan nasib naskah-naskahnya banyak juga mengalami masalah. Kurangnya minat baca masyarakat membuat banyak buku yang kadang tidak terjual. Ditambah lagi persaingan dengan penerbit-penerbit besar yang sudah punya brand di mata masyarakat. Selain itu, kurangnya kesadaran masyarakat untuk membeli buku-buku asli juga jadi masalah sendiri. Buku bajakan dan e-book yang beredar di internet jadi momok menakutkan untuk penerbit di Indonesia.
Buku berkualitas sekarang beredar diantara deretan buku tidak berkualitas sehingga masyarakat menjadi bingung. Contohnya saja buku pelajaran yang tidak sesuai untuk anak sekolahan kenapa bisa-bisanya diperjualbelikan secara bebas. Maraknya penerbit indie yang menerbitkan buku tanpa “editor” juga jadi salah satu faktor buku tidak layak tapi bisa masuk ke pasaran. Ini bukan berarti semua penerbit indie tidak bagus. Banyak juga penerbit indie yang tetap mempertahankan kualitas buku yang diterbitkannya.
Masyarakat pun hendaknya juga peduli terhadap penerbitan buku di Indonesia. Bukan hanya menuntut, tapi juga bertindak. Walaupun kecil, setidaknya mendukung. Seperti menggalakkan minat baca dikalangan masyarakat atau sekedar membeli buku asli/non bajakan.
Mungkin benar juga apa yang dikatakan @TweetNikah bahwa
Cinta bukan kata, tapi langkah nyata.
Bukan untaian kalimat indah tapi tindakan yg membuktikannya
Begitu juga saat kita mengatakan mencintai buku dan peduli terhadap nasib buku di Indonesia. Mari dukung dengan apa yang kita bisa.