Keluarga adalah segala-galanya. Dalam konidisi apapun baik susah maupun senang keluarga selalu ada untuk kita. Banyak cerita tentang keluarga yang mengharukan sering saya dapati. Cerita mereka sekaligus membuktikan bahwa yang paling mengerti kita adalah keluarga bukan orang lain. Teman bisa silih berganti, tapi keluarga selalu menemani hingga mati.
Cerita tentang keluarga berikut ini mungkin bisa kita ambil hikmahnya.
Azwar adalah seorang ayah sekaligus suami yang baik untuk keluarganya. Ia adalah sosok pekerja keras dalam mencari nafkah. Segala hal telah ia usahakan untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. Mulai dari menjadi kuli bangunan, menjual ikan, hingga menjual makanan keliling. Semua ia lakukan demi keluarga yang ia cintai.
Seiiring berjalannya waktu penghasilan dan keadaan ekonomi keluarga Azwar semakin membaik. Ia mengumpulkan sebagian uang sebagai modal untuk berjualan barang elektronik. Istrinya ikut bahagia apalagi suaminya seringkali memberikannya uang dapur lebih dan untuk membeli perlengkapan pribadinya.
Lama kelamaan istri Azwar semakin suka membeli barang-barang yang sebenarnya tidak terlalu ia butuhkan. Hingga sang istri seringkali menuntut diberikan uang lebih agar ia bisa membeli baju baru, tas baru, atau make up yang lebih mahal. Istri Azwar pun semakin menjadi-jadi borosnya karena mulai terlena dengan pujian dari banyak orang. Ia merasa tersanjung dan suka mengupload barang mahal miliknya di media sosial. Kadang juga sering terhasut oleh teman-temannya yang menawarkan produk mahal walaupun tidak ia butuhkan tetap saja ia beli.
Azwar sangat menyayangi istrinya, namun rasa sayangnya ia tunjukkan dengan cara yang salah. Semua permintaan istrinya selalu ia turuti, termasuk berfoya-foya menghamburkan uang untuk membeli barang mahal yang tidak terlalu penting. Semakin lama penghasilan Azwar semakin menipis karena selalu dimintai oleh istrinya. Bahkan ia rela memberikan uang modal usahanya untuk sang istri. Utuk menutupi kekurangan modal usaha Azwar khilaf meminjam kepada rentenir. Kita semua tahu meminjam kepada rentenir sama saja dengan masuk ke dalam kolam berisi banyak buaya ganas.
Benar saja, baru beberapa bulan hutang Azwar pada rentenir jadi berkali-kali lipat. Semua produk usahanya terpaksa dijual murah untuk menutupi hutang. Begitupun tempat usahanya harus rela diambil alih agar ia tak terus ditagih. Azwar menyesal, usaha dan tokonya telah raib namun hutang masih banyak dimana-mana. Rumah tangganya mulai goyah, setiap hari ada-ada saja orang yang datang untuk menagih hutang. Jika bukan karena nasihat orang tuanya mungkin ia hampir ingin bunuh diri.
Sang istri marah-marah karena banyaknya hutang Azwar.
“Aku melakukan ini karena tingkahmu yang selalu meminta uang.” Istri azwar kaget bukan kepalang mendengar apa yang diucapkan oleh suaminya. Saat itu juga ia menangis dan minta maaf pada suaminya. Ia benar-benar menyesal. Ia tak menyadari bahwa kekayaan telah melenakannya. Akhirnya dengan ikhlas sang istri menjual seluruh barang mewahnya, termasuk rumah mereka agar tidak ada lagi hutang yang tersisa.
Azwar dan istri sangat bersyukur bisa menutupi semua hutang. Sang istri pun berjanji akan mendampingi Azwar memulai usaha dari awal dan tidak akan terlena dengan kekayaan. Karena kebahagiaan keluarga bukan dari barang mewah ataupun uang. Tapi kebersamaan bersama keluarga yang harmonis.
Semoga cerita tentang keluarga ini bermanfaat ya 😊