Pembukaan Festival Bumi Rafflesia 2018 (credit: Media Center Prov.Bengkulu) |
Festival Bumi Rafflesia 2018 sudah lama saya tunggu-tunggu. Agenda tahunan ini diadakan oleh Pemerintah Provinsi Bengkulu. Tahun sebelumnya saya harus puas menikmati Festival Bumi Rafflesia hanya dari foto-foto yang diunggah oleh teman-teman saat menikmati Familiarization Trip (FamTrip) hingga keseruan Bengkulu Triathlon 2017. Maklum saja saat itu saya baru saja melahirkan dan fokus akan perawatan Ghazy yang belum pulih.
Tahun ini saya tidak mau ketinggalan untuk ikut serta mensukseskan FBR 2018 yang merupakan rangkaian hari jadi Provinsi Bengkulu. Ya, walaupun bukan jadi bagian panitia atau penyelenggara acara. Saya pun bisa menjadi bagian kesuksesan acara dengan mengunjungi dan menjadi bagian dari Festival Bumi Rafflesia yang berlangsung selama 5 hari, sejak tanggal 19-23 Juli 2018 di Lapangan Sport Center Kota Bengkulu.
Pembukaan Festival Bumi Rafflesia 2018 dihadiri oleh Sekda Pemprov Bengkulu, Bapak Nopian Andusti, MT. Tabuhan dol, tarian hingga fashion show Kain Besurek Bengkulu menyemarakkan acara pembukaan tersebut. Antusias masyarakat cukup tinggi, mengingat pemilihan tempat yang cukup strategis di sekitar area wisata Pantai Panjang. Jadi sambil berwisata masyarakat bisa juga mengunjungi langsung stand juga berbagai acara yang diadakan di Festival Bumi Rafflesia. Event seperti ini diharapkan bisa menjadi daya tarik wisatawan akan potensi Bengkulu baik itu wisata, sosial, budaya hingga potensi alam dengan berbagai kuliner khas Bengkulu.
Saya berkunjung ke Festival Bumi Rafflesia 2018 di hari kedua. Membawa kedua anak memang cukup kerepotan apalagi saya belum tahu persis letak lokasi dan stand. Sayangnya saya tidak menemukan pusat informasi yang bisa menjelaskan dimana letak stand atau acara apa yang sedang berlangsung. Akhirnya saya bertanya ke tukang parkir yang ternyata pun salah memberi tahu hehee…
Akhirnya saya tiba di gapura berbentuk bunga Rafflesia yang ternyata merupakan pintu masuk Stand Inafact (Investment, Art, Fashion, Craft & Tourism) juga Kampung Batik Beseruk Bengkulu. Awalnya bingung mau mengunjungi yang mana terlebih dahulu karena banyak sekali stand yang menyajikan keunggulan potensi masing-masing. Ada Stand Kabupaten Kota yang ada di Bengkulu dengan yang menampilkan makanan khas, informasi daerah, juga adat dan budaya. Ada pula Intansi Kementrian, Bank, UKM hingga Sekolah dan Perguruan Tinggi.
STAN IAIN (Credit : Sandra H) |
Masih dalam bagian stand Inafact ada Kampung Batik Besurek yang cukup menarik minat masyarakat. Disana dimaperkan alat canting untuk membantik juga kainnya yang bisa digunakan pengunjung untuk berpose. Sayangnya saya harus ketinggalan aksi pembantik canting yang mengadakan demo di hari pembukaan. Namun dengan melihat koleksi batik yang indah cantik, penyesalan saya sedikit terobati.
Kampung Batik Beseruk |
Pameran lukisan oleh perupa Bengkulu juga menjadi magnet bagi pengunjung. Ada berbagai lukisan yang menggambarkan Bengkulu di lukis dengan apik. Lukisan Bunga Khas Bengkulu, Rafflesia menjadi salah satu primadona dibanding lukisan lainnya. Saat saya kesana, beberapa orang mengantri untuk berfoto termasuk saya.
Setelah puas menikmati stand dan pameran di area Inafact, saya juga menyempatkan diri ke stand Festival Kuliner Bengkulu. Agak kecewa sih karena pedagang nya cuma sedikit dan saat saya mau membeli beberapa stok makanan khas sudah banyak yang habis. Saya jadi bingung mau beli apa saat itu hehee.. Barulah di hari selanjutnya saya bisa mencicipi es durian dan beberapa kue khas Bengkulu.
Saya juga membeli Jeruk Kalamansi dan pendap yang diharapkan pemerintah bisa Go Nasional. Jeruk Kalamansi merupakan salah satu komoditi Bengkulu dan banyak tumbuh serta dibudadayakan masyarakat. Jeruk Kalamansi kini semakin kreatif pengolahannya sehingga bisa dinikmati menjadi sirup yang segar dan menyehatkan. Begitu pula pendap yang dikenal sebagai makanan khas Bengkulu ternyata punya perpaduan cita rasa yang bisa menggugah selera dan membuat makan jadi nambah. Jika awalnya saya menganggap Pendap hanyalah makanan khas biasa, ternyata pendapat saya salah. Jika pendap bisa dikemas sedemikian rupa, bukan tidak mungkin nantinya Pendap bisa dinikmati oleh masyarakat seluruh Indonesia.
pendap, makanan khas bengkulu (docpri) |
Di antara sekian banyak stand, menurut saya stand Festival Kopi lah yang paling ramai dikunjungi. Konsep anak muda dan banyaknya pecinta kopi Bengkulu mungkin menjadi alasannya.
Saya bisa melihat, banyak orang mulai dari anak muda hingga keluarga yang duduk santai menikmati sajian kopi pilihan dari penggiat kopi Bengkulu. Tempat yang nyaman dan modern dengan tempat duduk juga hiasan daun membuat stand kuliner dan kopi ini jadi tempat nongkrong yang asyik. Setidaknya ada 10 brand kopi lokal yang emmaerkan produk olahan kopi Bengkulu. Beberapa yang saya ingat namanya ada Konakito, Truly, Kopi Gading Cempaka, Sayoko dll.
Stand Festival Kopi Bengkulu (foto @konakito) |
Festival Bumi Rafflesia selain menampilkan keanekaragaman Potensi Bengkulu, juga menjadi wadah bagi masyarakat untuk menyalurkan kreatifitas di Berbagai Bidang. Ada berbagai lomba yang diadakan seperti Stand Terbaik, Lomba Gambar dan Lomba Lukis, Lomba Master Chef, Manual Brewing Competition, Lomba Foto juga Lomba Blog Festival Bumi Rafflesia.
Saya berterimakasih kepada pemerintah dan panitia yang telah bekerja keras menyelenggarakan acara ini. Memang tidak mudah, namun untuk memperkenalkan Potensi Bengkulu secara lebih luas perlu peningkatan kreatifitas dalam penyelenggaraan acra. Semoga Festival Bumi Rafflesia di tahun selanjutnya bisa memberikan sajian yang lebih unik dan kreatif. Komunitas dan masyarakat agar lebih dilibatkan demi kesuksesan acara.
Semoga Bengkulu makin dikenal karena potensi kebaikannya dan makin banyak wisatawan yang datang agar bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat juga daerah.
Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba blog Festival Bumi Rafflesia bersama BloggerBengkulu dan Cari Bengkulu