Hai
orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah
dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan
untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah,
niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
” (QS. Al-Mujadila :11)

Hari ini buka puasa agak terasa terburu-buru. Biasanya selepas sholat magrib saya akan makan bersama suami setelah itu cerita-cerita tentang banyak hal. namun, saya tahu hari senin malam itu jadwalnya suami ikut kajian Bulughul Maram bersama Ust.Syamlan,Lc.

Mungkin banyak teman udah pernah dengar tentang Bulughul Maram. Bulughul Maram adalah kumpulan hadits
karya al-Hafizh Ibnu Hajar yang banyak dijadikan istinbath hukum fikih
oleh para fuqaha dan disertai keterangan derajat kekuatan hadits.
Sistem penulisannya diurutkan berdasarkan urutan pembahasan bab fikih.
Di akhir kitab dimasukkan pembahasan penting tentang adab, akhlak,
dzikir dan doa.
Dalam Bulughul Maram akan tampak
keindahan tehnik penulisan hadits Ibnu Hajar; seringkali beliau
menampilkan hadits yang paling shahih dan kuat, meringkas hadits yang
panjang, membahas panjang lebar tentang penisbatan periwayat hadits,
memberi keterangan derajat hadits dengan memberi isyarat dari ilalnya.
Di antara kehebatannya adalah ketika beliau menyertai hadits dengan
potongan dan tambahan yang muncul dari sebagian jalur sanad hadits yang
berfungsi sebagai pengikat lafazh mutlak (taqyid al-muthlaq), perinci
lafazh mujmal (tafshil al-mujmal), dan penghilang pertentangan (raf’u
at-ta’arudh). Dengan keistimewaan tersebut banyak ulama yang
mengkaji, mensyarah, dan menerapkan manhajnya. Bahkan buku tersebut
telah diterjemahkan ke beberapa bahasa asing.
Nah, biasanya sih kajian ini dilakukan berkelompok. Tapi hari ini kajiannya di masjid raya, mungkin lebih umum karena juga jamaahnya juga dari banyak kalangan. Saya kepengen ikut tapi lagi kurang fit disuruh dirumah aja hehe.
Saya jadi salut sama suami, yang mencari ilmu kemana-mana. kata beliau sayang kalau dilewatkan, karena  memang ilmu itu harus dicari dan dikejar, terutama jika ada ahlinya yang mau berbagi dengan gratis tanpa imbalan. Bayangkan banyak orang rela mengeluarkan uang demi mencari ilmu, masa kita dikasih gratisan nggak mau 😀
Share this post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *