“Dan
jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat
menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.” (Al-Quran Al-Karim Surah An-Nahl [16]: ayat 18)
***
Alhamdulillah, segala Puji bagi Allah yang masih memberikan kesempatan pada saya, pada kita semua untuk terus beribadah, untuk memperbaiki diri agar nanti bisa menemui Allah dengan hati yang berlimpah iman dan taqwa. Segala
puji bagi Allah, belum sempat bibir kita mengucap syukur kepada Allah
ketika nikmat itu datang, maka datang lagi nikmat Allah yang lainnya.
Betapa besarnya nikmat Allah.
I Love to be Me. Pagi yang menyejukkan. Walau pagi ini saya tidak bisa ikut kegiatan #SuLing (Subuh Keliling) bareng suami, karena kondisi saya yang kurang fit. Sedikit kecewa sih karena suami pergi sendiri, padahal saya suka sekali kegiatan yang dicanangkan Ust.Syamlah,Lc ini, yaitu setiap minggu subuh berkeliling ke masjid yang berbeda. sholat berjamaah, mendengar tausiah dan dilanjutkan sholat dhuha. Amalannya di sisi Allah sangat besar loh 🙂
Diriwayatkan oleh At Turmudzi, dan ia mengatakan ini adalah hadits hasan marfu’, bahwa Rasulullah saw bersabda : “Barangsiapa
yang sholat subuh berjamaah kemudian ia duduk berdzikir kepada Allah
sampai terbitnya matahari, lalu ia sholat dua raka’at dhuha, maka ia
akan memperoleh pahala haji dan umrah.” Rasulullah kemudian berkata:
“Sempurna… sempurna….. sempurna…”
Kata suami saya, saya sholat, baca Qur’an dan Dhuha nya dirumah aja 🙂 Ah, Alhamdulillah. saya bersyukur punya suami yang selalu mengingatkan saya untuk Ibadah. Menasehati saya jika saya sudah melenceng. Seperti kejadian beberapa waktu yang lalu, saat saya sholat “seperti terburu-buru” hehe. “Dek sholatnya yang tenang dong, baca ayatnya pelan-pelan, dirasai. Baru deh nanti diberkahi Allah. Sama tuh kalau kayak adek nulis, kalo buru-buru tulisannya pasti nggak bagus. hehe” Suami saya begitu kalo negur. Dia nggak pernah bisa marah, karena dia takut saya nangis karena saya cengeng 😀
Saya nggak kebayang kalau suami saya bukan suami saya yang sekarang. Yang rela “diambekin” demi jujur kepada saya biar saya berubah. yang nggak pernah nuntut saya harus ini harus itu. Dan yang terus menguatkan saya, apalagi pasca keguguran yang buat lahir batin saya cukup tertekan. dan Alhamdulillah, karena dia yang terus mendampingi saya dan kasih sayang Allah luka itu perlahan terobati. Suami juga yang menyerahkan sepenuhnya keputusan apakah saya tetap mau kerja atau tidak. Dan akhirnya saya memilih untuk buka usaha saja di kampus. Saya nggak tertekan, saya bisa tetap “ngurus rumah”, tetap bisa nulis kalo toko lagi sepi, dan yang terpenting, Ibadah saya jadi lebih terjaga 🙂
Setelah menikah, saya juga nggak tinggal di rumah orang tua. Seminggu setelah nikah saya dan suami langsung cari kontrakan. Lumayan kesulitan karena kontrakannya agak mahal-mahal. Namun, Allah nunjukin jalan ketemu kontrakan yang deket sama tempat kerja suami dan deket kalo mau kemana-mana. Kontrakannya juga nyaman, airnya bersih, dan yang lebih penting bapak yang punya kontrakan dan keluarganya super baik. Bisa nyicil, sering dikasih makanan pula, saya pernah hitung, sekali seminggu pasti dikasih makanan. Alhamdulillah, semoga Allah memberi rejeki yang berlimpah kepada mereka.
Ah, kalo mau dituliskan nikmat Allah nggak akan habis-habisnya. Termasuk rasa syukur saya bisa menuliskannya, bisa ngeblog, dan bisa travelling bareng suami. Dan kesemuanya saya lakukan dengan bahagia. Thanks Allah, I Love to be Me Nggak ada kata kurang selama kita besyukur, benar kan??
Ya Allah, tolonglah aku agar selalu ingat kepada-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan baik ibadahku kepada-Mu