Bismilllahirrahmanirrahim
‘Dan kami pasti akan menguji kamu dengan
sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan.
Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar’
(Al-Baqarah: 155)
‘(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa
musibah, mereka berkata, ‘innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun’
(sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali)’
(Al-Baqarah: 156)
Sudah dua bulan kejadian itu berlalu. tepatnya akhir oktober. Tapi rasanya kenangannya masih membekas saja. Disaat semua orang berharap akan lahir bayi mungil dari rahimku, yang akan membuat senyum orang yang melihatnya, ternyata Allah memilih mengambilnya di saat umurnya belum genap 3 bulan. Jelas aku menangis saat itu, termasuk saat mengingatnya. Kadangkala kuraba perutku yang kini sudah kempes lagi. lalu beristigfar, Allah lebih tahu yang terbaik.
Ujian yang aku dan suami ku rasakan saat itu, benar-benar ujian yang berat. Jujur, aku belum pernah merasa kehilangan seperti ini. Bahkan tidak ada tanda-tanda bahwa aku akan keguguran. Senin, 28 Oktober, pagi harinya masih beraktifitas seperti biasa dan menjaga toko. Namun tiba-tiba, siang harinya aku pendarahan dan perutku begitu sakit, saat ke bidan ternyata janin nya sudah lemah dan harus segera di bawa ke rumah sakit. Namun, sebelum bertemu dokter, janinku keluar dengan sendirinya di toilet rumah sakit. Seketika sakitnya hilang walau darah masih banyak keluar.
Seperti yang tertera di Surat Al-Baqarah :155, Ketakutan itu benar-benar kurasakan. Saat di rumah sakit sebelum janinnya keluar aku hanya terdiam menahan sakit dan memegang tangan suami ku erat-erat. Iya pun ikut menangis karena tidak tega melihat kesakitan yang kurasakan. Hingga dengan seluruh kepasrahan aku berdo’a “Ya Allah, hamba pasrah apapun yang terjadi. Jika memang ditakdirkan janin ini selamat, maka mudahkanlah ia. Namun jika ditakdirkan ia kau ambil lagi, maka mudahkanlah. dan Ampunilah aku atas dosa-dosaku, serta tabahkanlah hati kami atas segala keputusanmu” Tak lama setelah itu janin ku keluar dengan utuh tanpa sisa di rahim, setelah di USG aku tidak perlu dikuret, hanya minum obat dan vitamin saja untuk pemulihan.
innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun, ternyata Allah hanya memberi amanah ini kurang dari tiga bulan kepadaku 🙂 Banyak hikmah yang Allah berikan dari ujian ini. Walau hanya tiga bulan, aku tahu rasanya melahirkan, aku tahu perjuangan Ibu saat memperjuangkan ku. Merawatku di dalam kandungan dan membesarkanku. Allah juga mungkin menyiapkan janin lain suatu saat nanti yang aku yakin itu lebih baik. Dan Allah juga ingin kami (aku dan suamiku) lebih bersabar, istiqomah, juga memperbaiki diri jika ingin diberikan yang terbaik 🙂
Sungguh Allah lebih tahu yang terbaik.